Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Overlord Vol 2 Chapter 3 Part 3.3


OL_V02C02P01

3. The Virtuous King of the Forest - Raja Hutan yang Bijaksana

Part 3.3

Setelah Ainz pergi, seekor serigala raksasa hitam dengan bulu cerah, terlihat menunggu saat ini. Dan mereka melangkah pelan-pelan keluar dari pohon. Matanya yang merah seperti terbakar api dan terlihat cerdas.

Itu membuktikan, jika dia bukanlah beast biasa.

Bukan hanya itu.

Di atas pohon lainnya, seekor monster berkaki enam yang kelihatannya seperti perpaduan antara bunglon dan iguana, sedang berubah warna dengan cepat.

Dia sebesar serigala.

"Fenny, Crackerlacile, ada apa? Apakah kalian mengkhawatirkanku?"

Serigala raksasa yang bernama Fenny mendengking, dan menyundul Aura dengan kepalanya. Crackerlacile memanjangkan lidahnya, dan menepuk kepala Aura.

"Hey, kita masih memiliki tugas dari Ainz-sama, untuk dikerjakan."

Di antara para guardian, Aura adalah yang kedua terburuk dalam hal tenaga. Bahkan, beberapa guardian area lebih kuat darinya. Tapi, itu hanya dalam hal kekuatan tempur tunggal.

Kekuatan Aura bukanlah pertarungan tunggal, tapi pertarungan berkelompok.

Di antara ratusan monster yang dijinakkan oleh Aura, yang paling kuat adalah level 80. Dengan skill pendukung yang spesial dari Aura, monster itu setara dengan level 90.

Dengan monster-monsternya, kekuatan tempur Aura bisa mengalahkan kekuatan tempur dari guardian lain.

Di antara beast yang dijinakkan oleh Aura, dua ini adalah monster level tinggi favorit Aura. Divine Beast Fenrir, Fenny, dan Itzamna yang mirip kuatnya, Crackerlacile.

Fenny dan Crackerlacile berhenti bermain, setelah mendengarkan perkataan Aura.

"Bagus. Ayo pergi!"

Aura membawa dua beast ini, dan berlari menembus hutan. Kecepatannya tak terpengaruh, meski pun dia sedang berada di dalam hutan. Dia bergerak secepat angin.

Setelah berlari sekitar 30 menit, Aura tiba di tujuannya.

Aura tersenyum dingin, tak cocok dengan usianya. Rasanya, itu seperti senyum anak-anak tak berdosa dan senyum kejam yang dicampurkan.

"Aku ingin memilikinya sendiri. Tapi, karena ini adalah perintah dari Ainz-sama, mau bagaimana lagi."

Aura kelihatannya tak sedang berbicara dengan peliharaannya. Dia sedang bergumam, seakan dia sedang berbicara tentang aksesoris.

Dia tahu sarang dari Virtuous King of the Forest. Karena, Aura ingin menjinakkan binatang ini sebelumnya. Virtuous King of the Forest itu lemah, dibandingkan dengan monster-monster Aura. Jadi, monster itu tidak begitu berharga.

Tapi, dia adalah monster yang tak dikenal oleh Aura. Jadi, itu membangkitkan semangatnya untuk mengoleksi itu. Sayang sekali, Virtuous King of the Forest tak bisa ditambahkan ke dalam koleksinya. Tapi dia tak protes, jika itu adalah untuk Supreme One. Dia akan rela untuk menyerahkan semuanya.

"Okay."

Aura merubah komposisi udara di paru-parunya. Komposisi udara yang tak alami dihembuskan dari bibirnya yang berwarna pink, dan sedikit terbuka.

Itu adalah teknik pernafasan untuk mengontrol emosi.

Nafas itu berhembus wajar di sekelilingnya, dan memiliki jarak yang pendek. Jadi, itu adalah kemampuan pasif spesial yang dimilikinya.

Tapi jika Aura menginginkan, udara itu bisa dikombinasikan dengan serangan jarak jauhnya, dan mengenai target tunggal dengan jarak 2km. Meskipun, itu dihalangi oleh hutan lebat.

Tapi kali ini, tak perlu melakukannya seperti itu. Tujuannya adalah menghapus keberadaannya, dan mendekati target tanpa terdeteksi. Jangankan binatang liar, bahkan monster-monster yang memiliki indra yang lebih baik, tak akan bisa mengetahui Aura yang sedang mendekat.

Aura dengan beraninya berjalan ke samping Virtuous King of the Forest, dengan menghapus keberadaannya. Dan dia mengambil nafas ringan. Nafasnya yang terdiri dari elemen yang bisa memberikan rasa takut.

Itu membuat Virtuous King of the Forest tiba-tiba terbangun dari tidurnya yang nyenyak.

Seluruh bulu Virtuous King of the Forest berdiri dan berlari, karena panik. Beast berkaki empat yang sedang ketakutan itu ternyata sangat cepat larinya. Tapi Aura yang sedang mengejarnya, lebih cepat lagi.

Dengan bernafas dari waktu ke waktu untuk mengarahkan Virtuous King of the Forest kepada Ainz. Aura yang sedang mengejarnya, mirip 'Dewa Kematian'.

Hutan itu tiba-tiba berisik.

Dengan membuka lebar-lebar telinganya, Lukeluther bersikap waspada. Karena, perubahan udara di dalam hutan, dan mengamati sekeliling dengan wajah yang serius.

"Ada sesuatu yang mendekat."

Mendengar ini, anggota Sword of Darkness yang sedang mengambil tanaman obat menghunus senjatanya, dan bersiap untuk bertarung. Ainz juga menggenggam greatsword-nya erat-erat.

"Apakah itu adalah Virtuous King of the Forest?"

Tak ada yang menjawab Nfirea, yang sedang meletakkan tanaman-tanaman obat itu ke dalam tempatnya. Semuanya melihat ke arah kedalaman hutan, tanpa berkata apapun.

"Ini gawat."

Lukeluther yang biasanya riang, berteriak dengan suara yang tegang.

"Sesuatu yang besar sedang menuju kemari. Aku tak tahu, mengapa dia bergerak dengan zigzag. Tapi dilihat dari suaranya yang menginjak rumput, seharusnya dia akan segera tiba di sini. Tapi... masih aku belum yakin, apakah ini Virtuous King of the Forest atau bukan."

"Mundur. Bahaya jika tetap ada di sini, meskipun itu bukan Virtuous King of the Forest. Kita sedang berada di teritorinya. Jadi, meskipun dia bukan Virtuous King of the Forest, peluang dia akan menyerang kita, sangat tinggi."

Peter mengatakannya, sambil melihat kepada Ainz.

"Momon-san, bisakah kamu bertindak sebagai penjaga barisan belakang?"

"Tidak masalah, serahkan padaku... Aku akan menghadapinya."

Anggota Sword of Darkness menawarkan kalimat penyemangat, saat mereka mundur keluar dari hutan, dengan membawa Nfirea.

"Momon-san, tolong jangan memaksakan diri terlalu keras."

Suara Nfirea memiliki kepercayaan penuh kepada Ainz. Matanya yang tertutup oleh poninya, penuh dengan kekaguman. Ainz merasa tak enak, dan menyuruh mereka untuk segera cepat pergi.

 

Setelah melihat kelompok itu menghilang di sisi lain dari hutan, Ainz merasakan takut sesaat, jika dia tak bisa keluar dari hutan sendirian. Tapi dia langsung teringat, jika dia bisa menyuruh Aura menuntun monster itu.

Tugas yang sekarang…

"Oh tidak... mungkin saja dia tak akan dikenal sebagai Virtuous King of the Forest... Meskipun, jika aku ingin membawa Virtuous King of the Forest kembali ke Nazarick, aku harus memperoleh bukti, jika aku mengalahkannya... Bagaimana kalau memotong salah satu kakinya?"

"…Ainz-sama."

Pada arah yang dilihat oleh Narberal, ada bayangan besar di kejauhan dibalik hutan. Ainz tak bisa melihatnya, karena monster itu tersembunyi dibalik hutan. Cahaya matahari tak bisa mencapainya. Jadi, dia tak bisa memastikan, jika tubuhnya adalah putih keperakan.

"Apakah tamunya di sini?"

‘Mungkin, aku yang seharusnya disebut tamu…’

Ainz memikirkan hal yang acak, sambil berdiri di depan Narberal. Dia tak bisa mengukur kekuatan monster itu. Jadi Ainz tak yakin, terhadap seberapa besar kekuatan dari Virtuous King of the Forest.

Untuk itu, Ainz berdiri di depan Magic Caster Narberal, yang tak pandai bertarung dalam jarak dekat, untuk melindunginya.

Post a Comment for "Overlord Vol 2 Chapter 3 Part 3.3"