Overlord Vol 2 Chapter 3 Part 2.2
OL_V02C02P01
3. The Virtuous King of the Forest - Raja Hutan yang Bijaksana
Part 2.2
Contohnya, jika seorang pria keluar dari mobil mewah,
mengenakan pakaian mahal dan berpakaian mewah.
Kamu akan berpikir, jika mobil itu cocok dengan pria itu. Tapi, bagaimana jika dia berpakaian kurang baik?
Kamu akan berpikir, jika pria itu telah menghabiskan seluruh
uangnya untuk mobil, dan mengejeknya.
Ainz ingin menghindari pandangan semacam itu.
Jika dia menolaknya, maka kecantikan dari temannya Narberal
dan armornya yang mewah, akan menjadi rumor yang melekat padanya seumur hidup. Dan,
orang-orang akan membicarakannya terus-terusan.
Ainz datang ke tempat ini, untuk menaikkan pamor-nya sebagai
seorang adventurer. Jadi, dia harus menghindari melakukan sesuatu, yang mungkin
bisa merusak reputasinya.
Setelah mempertimbangkan semua ini, dia memberikan potion
itu.
Itu adalah pertaruhan. Tapi, itu tak disesalkan, meskipun
dia mengalami kekalahan. Itu belum merupakan kekalahan sepenuhnya, masih ada
kesempatan untuk menambalnya.
Ainz tak sempurna, dan akan terus membuat kesalahan.
Tapi, dia tak mengerti, mengapa Nfirea meminta maaf.
"Tak ada alasan untuk minta maaf, kan?"
"Eh?"
"...Tidak nyaman rasanya menyembunyikan sesuatu, dan
meminta orang itu untuk berjabat tangan dengannya, sambil tersenyum."
"Tapi, permintaan kali ini, dibuat untuk membangun
hubungankan? Jadi, apa masalahnya?"
Ainz bertanya karena sebenarnya bingung.
"Tuan Gown benar-benar pemaaf..."
Ainz tak mengerti, mengapa Nfirea merasa kagum. Hubungan
manusia adalah syarat dasar di masyarakat. Tak ada masalah, jika ingin menjalin
hubungan.
Mungkin saja samar, tapi Ainz mengerti sesuatu.
Mungkin Nfirea melihat dirinya sebagai mata-mata perusahaan,
yang ingin mendekat untuk mencuri rahasia.
"Jika aku katakan padamu, bagaimana cara membuat potion
ini. Apa yang akan kamu lakukan dengan informasi ini?"
Nfirea terkaget dan menjawab, setelah memikirkan sebentar.
"Aku tidak memikirkan sejauh itu. Aku hanya dituntun
oleh rasa ingin tahu… Nenekku juga mungkin sama."
"Ternyata begitu. Itu bukanlah sebuah masalah. Akan
berbeda, jika kamu berencana untuk melakukan kejahatan. Tapi tak apa-apa, jika
kamu tak berencana melakukan itu."
"Menakjubkan sekali. Tidak heran ... Enri mengidolakanmu..."
Rambut pemuda yang bergumam itu telah kering oleh angin. Dan
itu menutupi matanya sekali lagi. Tapi, Ainz bisa melihat matanya yang iri.
Itu adalah mata dari pemuda yang menyukai baseball, melihat
seoang player profesional di depannya.
Ekspresi pemuda itu mirip dengan Ainz dan teman-temannya,
yang telah ditolong setelah di PK (Player Killing) berkali-kali.
Mereka mnjadi takjub oleh kekuatan dari penyelamatnya.
Perasaan malu muncul dan ditekan.
Sikap Nfirea mempengaruhi hatinya, membuat Ainz terkejut.
tapi, dia langsung bisa membawa dirinya, dan mengambil sikap. Dia harus mencari
tahu, sesuatu dulu.
"Ngomong-ngomong, apakah hanya kamu yang tahu, jika aku
adalah Ainz?"
"Ya. Aku tak bilang siapapun."
"Ternyata begitu. Bagus."
Ainz berpikir untuk bertanya kepada Nfirea, saat dia berkata
demikian. Dia tak tahu bagaimana menyikapinya. Jadi, dia meminta langsung.
"...Sekarang ini aku hanya seorang adventurer biasa,
yang disebut Momon. Aku akan sangat berterima kasih, jika kamu bisa mengingat
itu."
"Ya, aku kira, kamu akan mengatakan demikian. Aku tahu,
ini akan menyebabkan banyak masalah bagi Momon-san. Tapi, aku tak tahan untuk
mengucapkan terima kasih padamu. Terima kasih banyak, karena telah
menyelamatkan Enri dan desa ini."
Dengan mata yang serius, Nfirea dengan tulus mengungkapkan
rasa terima kasihnya, kepada Ainz.
"Tak usah bersikap terlalu formal. Aku hanya kebetulan
lewat."
"Meskipun begitu. Sebenarnya, kamu tak perlu memberikan
terompet itu sebagai hadiah."
Terompet itu diberikan, bukan karena alasan tertentu. Tapi
bagus juga, jika Nfirea berpikir itu adalah kebaikan.
Nfirea berkata, jika mereka akan menuju ke hutan dalam satu
jam. Dia mengucapkan terima kasih, karena menyelamatkan desa ini sekali lagi,
dan pergi.
Saat dia melihat figur Nfirea yang menjauh, Narberal datang
ke depan Ainz, dan membungkuk.
"Ainz-sama, aku minta maaf!"
"Orang-orang sedang melihat, angkat kepalamu."
Ketika Narberal mengangkat kepalanya, Ainz berbicara sedikit
menusuk.
"Ya, seharusnya kamu sadar. Itu karena kamu menyebutkan
nama Albedo."
Terbongkar penyamarannya, tak ada kaitannya dengan
penyebutan Albedo. Tapi, itu adalah sebuah blunder besar.
‘Aku akan menggunakan kesempatan ini untuk mengoreksi dan
menasehatinya, agar tak melakukannya lagi. Pertama adalah melarangnya menyebut
dia Ainz... Tapi... kelihatannya, tak ada yang mendengar...’
"Biarkan aku untuk menebus kesalahan ini dengan
kematian."
Dia tidak terlihat main-main.
Semua yang ada di Great Tomb of Nazarick, memang seperti itu.
Mereka menganggap 41 anggota Ainz Ooal Gown sebagai Supreme Being, otoritas
absolut, dan bangga melayani mereka.
Itu bedikit berat bagi Ainz. Tapi, tidak buruk juga, jika
NPC yang diciptakannya menjadi gembira.
Itu adalah takdir seluruh Supreme Being.
Narberal adalah NPC yang seperti itu.
Jika dia diberi perintah untuk bunuh diri saat Supreme Being
bercanda, dia akan langsung melakukannya. Dia meminta izin, karena perasaannya
akan tugas absolut kepada tuannya.
Karena dia melihat jika hidupnya adalah properti dari
tuannya.
"...Cukup, Tak perduli siapapun, semuanya akan membuat
kesalahan. Cukup berusahalah sekerasnya, dan hindari melakukan kesalahan lagi.
Berusahalah selangkah demi selangkah, dan jangan membuat kesalahan yang sama
lagi. Aku tak akan mengejar kesalahan ini lebih jauh lagi, Narberal
Gamma."
Peasaannya yang ingin mati untuk menebus kesalahannya, dan
penolakan Ainz kepadanya untuk melakukan itu. Narberal terjebak di antara dua
emosi ini.
Segera setelahnya, Ainz measakan skala emosinya menurun,
hingga habis.
Narberal menundukkukan kepalanya pelan-pelan.
"Aku sangat berterima kasih! Aku akan berhati-hati, dan
tak membuat kesalahan yang sama lagi lain kali!"
"...Ya, jangan terlalu keras. Karena adventurer yang
dikenal dengan Momon… identitas penyamaran ini belum gagal sepenuhnya, cukup
berhati-hati saja di lain waktu. Tapi... tergantung keadaan, kita mungkin harus
menyingkirkan Nfirea..."
"Sekarang?"
"Jangan bercanda. Jika sekarang, maka nanti akan
semakin sulit, dan bisa mengacaukan pekerjaan yang telah kita terima."
Nenek Nfirea adalah pharmacist terkenal di E-Rantel.
Membuatnya marah, hanya akan membuat tujuan Ainz semakin sulit.
"Bagaimanapun... kita lihat saja nanti."
‘Sekarang ini, itulah hal terbaik yang bisa kita lakukan.’
Post a Comment for "Overlord Vol 2 Chapter 3 Part 2.2"
komentar dong