Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Overlord Vol 2 Chapter 3 Part 1.1


OL_V02C02P01

3. The Virtuous King of the Forest - Raja Hutan yang Bijaksana

Part 1.1

Clementine kembali ke markas kuil rahasianya, di bawah kuburan E-Rantel. Dia jelas-jelas terlihat sangat marah.

Langkahnya terburu-buru, alisnya mengerut, dan mulutnya melengkung. Tubuhnya yang bagus, menjadi jelek tak karuan.

Sifatnya mungkin lebih buruk dari itu.

Kajit bergumam dalam hatinya. Dia memerintahkan para zombi yang baru diciptakannya, ke area penampungan undead.

"Oh…? Zombi-zombi baru? Itu sudah lebih dari 150. Death Diamond memang istimewa."

Dengan menggunakan mantra pembuatan undead level 3 [Create Undead], jumlah undead yang bisa dikontrol, tergantung dari kemampuan dari Magic Caster-nya.

Semakin kuat undead, semakin kecil jumlah yang bisa dikontrol. Tapi, untuk undead kelas bawah seperti zombi, Kajit yang luar biasa ahli dalam pengendalian undead, bisa memerintahkan mereka lebih dari seratus.

Sedangkan mengapa Kajit bisa melakukan ini, itu semua berkat item yang ia miliki… Death Diamond.

"Masalahnya adalah, kamu terlalu senang bermain-main."

"Maaf…"

Clementine membungkuk, tak ada tanda penyesalan di wajahnya.

"Tapi… mereka yang mati dengan mudah, bukanlah salahku… Mereka bahkan tak bisa menerimanya lebih dari itu."

"...Caramu menghajar mereka, siapapun juga bisa mati dengan mudah..."

"Para adventurer tak mati dengan mudah…"

"Mereka hanyalah manusia biasa… Mereka akan mati, karena mereka bukan adventurer... Clementine, apakah mengatakan hal yang sudah jelas terlihat itu untuk membuang waktu, adalah salah satu hobimu?"

"Baiklah, baiklah… Maaf… Aku tak akan melakukannya lagi. Maafkan aku!"

Kajit mengeluarkan bunyi ‘klik’ dengan lidahnya.

"Aku tak percaya padamu. Untuk sekarang, hentikan penculikan."

"Ya…"

Responnya yang biasa, membuat Kajit mengerutkan dahi. Tapi, karena mengatakan apapun lagi tak ada gunanya, dia berhenti menasehati gadis itu.

Dia menunjukkan perasaan tak senangnya yang kuat, dengan kernyitan dahi. Yang mana, itu diabaikan seperti biasa.

"Tapi… Aku bosan… Ngomong-ngomong, kemana dia pergi?"

"Dia belum kembali?"

"Belum, aku pulang dengan tangan kosong lagi… sekarang adalah peluang yang bagus. Bagiamana kalau menculik neneknya…?"

"Jangan terburu-buru. Jangan meremehkan nenek itu, dia bisa menggunakan mantra level 3, dan terkenal di kota ini. Akan jadi masalah, jika kita menganggapnya enteng."

"Eh… Tapi…"

Kajit merogoh jubahnya, dan mengambil permata hitam.

"...Clementine. untuk merubah kota ini menjadi dunia kematian, aku telah menghabiskan bertahun-tahun membuat persiapan. Aku tak ingin permainan konyolmu, membuat rencanaku berantakan. Jika kamu terus-terusan membuat masalah... Aku akan membunuhmu, mengerti?"

"...Itu disebut dengan [Spiral of Death], kan?"

"Benar sekali, ritual yang dilakukan oleh tuan kita."

Di tempat di mana undead berkumpul, sangat mungkin untuk membuat undead yang lebih kuat. Jika undead yang kuat berkumpul, mungkin saja untuk membuat undead yang lebih kuat.

Ritual sihir yang mengeksploitasi properti yang seperti spiral. Yang mana itu tanpa henti membiarkan kita membuat undead yang bahkan lebih kuat dan mampu menghancurkan seluruh kota.

Itu dikenal dengan [Spiral of Death].

Di masa lalu, ritual jahat ini mengubah sebuah kota menjadi dunia, di mana undead berkeliaran. Tujuan Kajit adalah mengubah E-Rantel menjadi kota undead kedua, mengambil kekuatan kematian di kota ini, dan merubah dirinya menjadi undead.

Dia telah bekerja sangat keras, dan mempersiapkannya untuk meraih tujuan ini. Dia tak akan membiarkan wanita yang muncul di hadapannya beberapa hari yang lalu, untuk membuat rencananya keluar dari jalan.

"Kamu mengerti?"

Kajit tahu maksud dari pipi Clementine yang menggembung, dan merasakan ekspresi kejinya.

Dalam sekejap, nafsu membunuh Clementine meledak seperti hembusan angin. Dia memperpendek jarak, dan menyerang dengan kecepatan yang menakjubkan.

Short sword-nya yang tajam bersinar, saat akan menusuk tenggorokan Kajit…

Senjata yang digunakan oleh Clementine, adalah senjata penusuk yang dikenal dengan ‘Stiletto’.

Senjata penusuk itu terbatas pada cara mereka menyerang, dan susah untuk dipegang. Tapi, Clementine menyukai senjata tipe seperti ini. jadi dia melatih ototnya, memilih perlengkapannya, dan belajar tekniknya.

Seluruh persiapan ini untuk membunuh targetnya, dalam satu kali serangan.

Setelah mengembangkan skill ini, Clementine selamat dari pertempuran tak terhitung jumlahnya, saat melawan manusia dan monster. Dan dia mencapai titik, di mana akan sulit untuk dihindari oleh orang biasa.

Innate Talent Clementine sangat potensial. Jadi wajar, jika dia bisa mencapai titik seperti itu, setelah menghabiskan Sebagian besar hidupnya untuk mempelajari skill ini.

Tapi, targetnya kali ini bukan orang yang hanya bisa menggertak.

Kajit, 12 murid ‘Zuranon Pride’ tak akan mati, hanya karena itu.

…Ujung yang tak bisa dihindari dari belati tajam itu, ditahan oleh dinding putih yang muncul dari tanah. Itu adalah cakar yang terbuat dari tulang manusia yang tak terhitung jumlahnya, cakar dari kadal.

Cakar itu bergerak, dan membuat retak tanah di sekitarnya. Obyek yang besar ini, kelihatannya dikendalikan oleh kemauan Kajit.

Dia merasakan kehadiran dari undead yang kuat di kakinya. Merasa sangat puas, Kajit menatap Clementine dengan tajam.

"Serangan yang tak berarti. Bahaya yang bisa kamu timbulkan adalah, cukup mengalihkan konsentrasiku, agar kehilangan kendali terhadap undead untuk sesaat."

"Eh… Maaf tentang itu… tapi, aku tak menggunakan kekuatan penuhku. Kamu harus menggunakan seluruh kekuatanmu, untuk menahan serangan itu, kan?"

"Jangan mengatakan omong kosong Clementine. Kamu bukan seseorang yang akan menahan diri."

"Wah… kamu tahu, apa yang aku pikirkan? Ya, jika kamu tak menahannya, bahumu akan tertusuk. Tapi, aku tidak berencana membunuhmu… Jujur."

Melihat wanita di depannya tersenyum, Kajit mengerutkan dahi.

"Dan aku masih bisa mengalahkan makhluk itu… Mungkin, dia memiliki peluang melawan Magic Caster. Tapi sebagai warrior, aku seharusnya lebih dari cukup, kan? Hanya saja, aku tak mahir dengan senjata tumpul…"

"...Kamu mungkin kuat melawan makhluk hidup dengan teknik satu kali bunuh milikmu. Tapi, bagaimana kamu menghadapi undead yang tak memiliki titik vital? Apakah kamu pikir, ini adalah kartu as-ku?"

"Hmmmm... Kamu benar…"

Clementine menatap lorong di sana. Kelihatannya, dia merasakan undead yang dikendalikan oleh Kajit, sedang menunggu di dalam.

"Aku bisa menghadapi beberapa dari mereka... Tapi, dalam keadaan seperti ini, itu akan berubah menjadi perang stamina, dan aku mungkin akan kalah… Maaf Kajit-chan."

Clementine menggerakkan senjata yang ia pegang di punggung tangannya, ke bawah jubah miliknya. Dan bumi berhenti bergetar.

"Tapi… seperti yang aku duga, dari pengendalian undead yang diperkuat… itu benar-benar menakjubkan!"

Clementine berputar, dan menjauh setelah mengatakan itu.

"Oh ya. Aku tak akan menyentuh nenek itu sampai akhir. Aku tak akan menusuk orang lagi. Itu seharusnya boleh, kan?"

"...Ya."

Kajit tak akan pernah mengendurkan kekuatan di tangannya, sebelum Clementine pergi. Meskipun, wujud Clementine sudah hilang dari pintu keluar kuil jika tanah.

"Wanita gila."

Dengan kalimat ini, Kajit menyelesaikan percakapan mereka.

Dia memang tak memiliki celah, tapi tidak jika itu Clementine.

"Kekuatan yang menakjubkan... tidak, karena kekuatannya yang menakjubkan itu, yang membuat sifatnya sangat kacau."

Clementine memang kuat. Bahkan, di antara dua belas anggota peringkat tertinggi dari organisasi rahasia, hanya tiga yang bisa mengalahkannya.

Sayang sekali, Kajit tak terhitung di antara mereka. Meskipun jika dia menggunakan item khusus, dia hanya akan memiliki peluang sebesar 30%, untuk menang.

"Mantan Black Scripture yang memiliki kedudukan kesembilan, huh... seorang psikopat dengan kekuatan seorang pahlawan, yang tak boleh dianggap remeh."

***


Post a Comment for "Overlord Vol 2 Chapter 3 Part 1.1"