Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 3.1
OL_V02C02P01
2. Journey - Perjalanan
Part 3.1
Berangkat saat matahari terbit, kelompok itu mengikuti jalan,
yang tersembunyi oleh padang rerumputan.
"Kita akan tiba di desa Carne."
Mendengar hal dari dalam kelompoknya.
Ainz juga pernah kemari sebelumnya. Tapi di permukaan, hanya
Nfirea yang pernah kesini sebelumnya. Seluruh teman perjalanannya mengangguk
barengan. Selain dari itu, mereka tak memiliki reaksi lain. mereka hanya
berjalan tanpa berkata apapun. Nfirea yang berbicara, juga memiliki ekspresi
tak sabar.
Ada suasana yang benar-benar canggung, di antara mereka.
Yang membuat suasana menjadi seperti ini, Ainz… menyembunyikan suasana hatinya
di dalam helm-nya.
Ninya terus melihat ke arahnya, dengan mata memandang rendah.
Tapi, ini adalah kesalahannya sendiri. Jadi, dia tak bisa berkata apapun.
Ini juga dipengaruhi oleh pembicaraan kemarin.
Dia meminta maaf kepada semuanya, ketika sarapan. Seharusnya
mudah memaafkan kala itu. tapi, Ainz tak bisa mengucapkan kalimat sederhana, ‘Aku
memaafkanmu’.
Meskipun Ainz tahu jika dia menjadi picik. Dia tak mampu
melepaskannya.
‘Bahkan, setelah berubah menjadi undead, yang mana
merubah baik tubuh dan mentalku. Aku masih seperti ini...’
Setelah berubah menjadi undead, seluruh emosinya yang kuat
akan ditekan. Tapi, seluruh perasaannya yang lemah, tak akan benar-benar
hilang. Fakta jika kemarahannya yang picik masih ada, setelah sekian lama,
adalah bukti akan hal ini.
Teman-teman masa lalunya memiliki tempat yang penting di
hatinya. Meskipun mereka adalah perasaan yang dalam, bisa bahaya jika dia terus
seperti ini.
Tapi sekarang, dia tak memiliki niat untuk menjadi orang
yang merubah mood.
Sadar jika perasaannya yang seperti ini mirip dengan anak
kecil yang sedang ngambek. Ainz marah kepada dirinya sendiri, karena sikapnya
yang seperti anak kecil.
Di dalam suasana yang canggung ini, hanya satu pengecualian.
Narberal yang sedang berjalan di samping Ainz. Karena dia
tak digoda oleh Lukeluther, dia cukup senang dan mulai bersenandung.
Dengan itu, kelompok itu berjalan, tanpa bicara sepatah
katapun. Mereka tiba di pinggiran desa Carne dengan cepat.
"...Wah! Pemandangan di sini sangat luas dan terbuka. Mungkin,
kita tak perlu maju sambil membentuk barisan…"
Lukeluther sengaja mengatakannya.
Melihat ke satu sisi, hanya ada hutan hijau luas yang bisa
terlihat. Itu membuat sebuah keraguan pada kalimatnya. Dan juga, itu adalah
bagian dari dasar, jika seseorang tak boleh mengendurkan kewaspadaannya,
meskipun berada di area terbuka.
Jadi bijaksana untuk terus berjalan dalam formasi, bahkan
sekarang.
Semua tahu, alasan mereka berjalan tanpa suara seperti itu,
bukan karena sikap waspada yang dibutuhkan oleh para adventurer.
"...Sangat penting untuk tetap waspada. Seperti ini...
eh, ayo kita menuju ke desa."
"Tentu saja! Untuk menghindari serangan, penting sekali
untuk tetap waspada, setiap waktu!"
Bahkan, Peter dan Druid hutan Dyne berhasil membalas.
Lukeluther juga mengeluarkan ekspresi yang mengatakan ‘Bukan tentang itu’.
"Mungkin saja, naga akan terbang kemari dari tempat
yang jauh, dan menyerang kita."
Ninya juga berkata itu. Mendengar kalimat itu, Lukeluther
dengan cepat merespon.
"Tambahan aneh macam apa itu. Gunakan akal sehatmu,
bagaimana bisa hal itu terjadi, Ninya!"
"Tentu saja tak mungkin. Itu hanya rumor, jika ada naga
di luar E-Rante. Aku dengar itu. Di zaman dahulu, ada naga yang bisa
memanipulasi cuaca dengan bebas. Tapi, aku tak pernah mendengar siapa pun
melihat naga sekarang ini.
Ah, tidak... baru-baru ini aku dengar, Frozen Dragon pernah
terlihat di dekat pegunungan Azellerisia. Tapi, itu jauh di utara."
‘Di masa lalu? Menurut pria dari Sunlight Scripture, naga
adalah ras terkuat di dunia ini...’
Di Yggdrasil, naga juga termasuk dalam ras terkuat. Bukan
hanya serangan fisik mereka yang kuat, pertahanan fisik dan staminanya juga yang
tak habis-habisnya. Lalu, mereka juga bisa menggunakan kemampuan spesial dan sihir.
Mereka sudah mencapai level spesial.
Yggdrasil memiliki banyak tipe monster yang berbeda. Di antaranya,
ada monster-monster yang mengikuti ‘kepala suku monster’ daerah itu. Dan mereka
juga memiliki monster kelas dunia yang sangat kuat.
Bahkan, jika ada enam tim yang terdiri dari enam anggota di
tiap-tiap timnya, melawan monster-monster ini. Peluang keberhasilan mereka akan
sangat rendah.
Selain itu, boss yang muncul di saat akhir, dari event
utama, ‘Devourer of Nine Worlds’, masih ada juga ‘Eight Dragons’, ‘Seven Demon
Kings of Sin’, ‘Ten Great Angels of the Tree of.
Event ‘Valkyries' Downfall’ juga memperkenalkan boss baru, ‘God
of the 6th Day’, dan ‘Five Rainbow Buddhas’.
Semuanya, ada 32 boss monster. Beberapa boss ini adalah dari
ras naga, yang menunjukkan pilihan dari para developer.
Jika naga benar-benar ada, maka aku harus extra hati-hati.
Di Yggdrasil, naga adalah ras dengan usia yang tak bisa ditentukan. Jadi,
bertemu dengan naga yang memiliki kekuatan lebih dari yang dibayangkan…
tidaklah aneh.
"Ah… jika kamu tak keberatan aku bertanya. Apa nama
naga yang mampu untuk merubah cuaca itu?"
Tak cukup memalukan bagi Ainz, untuk bertanya dengan tenang
atas sesuatu kepada orang yang bertengkar dengannya. Jadi, dia pelan-pelan
berbisik. Tapi, itu masih cukup keras untuk menarik perhatian semuanya.
Jadi, Ninya cepat-cepat menolehkan kepalanya ke Ainz.
Mereka bertingkah seperti pasangan yang sedang bertengkar.
Ainz ingin menggunakan pertanyaan itu, sebagai kesempatan untuk berbaikan
dengan Ninya.
Ainz tak bisa menahan pemikiran tentang pemandangan yang ia
lihat di kedai kopi di masa lalu, untuk membandingkan situasi ini.
Setelah berkata demikian, karena Ainz yang menanyakannya,
Ninya menunjukkan sedikit ekspresi gembira. Anggota Sword of Darkness dan
Nfirea juga tersenyum. Dan hanya Narberal yang tak berubah.
Ngomong-ngomong, sejak pagi ni, Narberal bahkan tak tahu
suasana canggung antara keduanya.
"Maafkan aku! Ketika kita kembali ke kota, aku akan
mencarinya!"
‘Tidak, tak perlu segembira itu... Cukup katakan, kalau
kamu tak tahu, itu sudah cukup bagus... Aku hanya ingin mendapatkan jawaban...’
Hanya saja, dia tak mengucapkan itu.
"Eh, kalau begitu Ninya-san, jika ada waktu… maukah
kamu menolongku untuk memeriksanya?"
"Aku mengerti, Momon-san!"
Semuanya mengangguk puas, membuat Ainz merasa malu.
Situasinya akan berbeda, jika itu adalah sebaliknya. Tapi, menjadi orang tertua
di kelompok ini, tak bisa menahannya untuk merasa malu.
"Baiklah, kita seharusnya sudah tiba di desa Carne
sebentar lagi..."
Ini adalah hal menggembirakan pertama yang ia katakan,
setelah seluruh pagi ini. Tapi tiba-tiba, Nfirea menjadi terdiam.
Post a Comment for "Overlord Vol 2 Chapter 2 Part 3.1"
komentar dong