Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Overlord Vol 8 Chapter 1 Part 1.4


OL_V07C01P01

1. Invitation to Death - Undangan Kematian
Part 1.4

 

 Setiap kali menyebutkan makanan itu, menstimulasi rasa penasaran Ainz. Tapi sayangnya, dia tak bisa memakannya.

‘...Libido, nafsu makan, dan rasa kantuk. Meskipun banyak keuntungan mendapatkan tubuh undead, banyak hal penting yang hilang. Sayang sekali. Tapi di lain pihak, peluang tenggelam dalam ‘kebutuhan badan’ akan terlalu tinggi, jika aku memperoleh tubuh manusiaku.’

Membayangkan berada di tempat tidur dengan Albedo, Ainz akhirnya memiringkan kepalanya.

Seorang bos yang melakukan pelecehan s*ksual terhadap pegawai wanita… itu adalah gambaran yang muncul di dalam kepala Ainz, setelah membayangan apa yang tadi.

‘Meskpun Albedo sudah menyatakan cintanya kepadaku... rumit sekali. Jika saja, aku tak mengacaukan... oh!’

"Maaf atas keterlambatannya. Kamar apapun yang pantas untuk status kami, boleh juga... Ngomong-ngomong, apakah bisa kami membayar dengan mata uang Kingdom?"

"Itu bukan masalah. Nilai tukar rata-rata, sama satu dengan yang lain."

"Begitukah? Aku akan menyerahkannya padamu, kalau begitu."

"Pastinya. Aku akan mulai mempersiapkan sebuah kamar, yang cocok untuk Momon-sama. Sementara itu, silahkan beristirahat di dalam lobi kami."

Ainz melihat penataan kursi-kursi di dalam lobi, yang dipisah ke dalam kelompok-kelompok kecil. di mana, jarak antara tiap kelompok sangat jauh.

Lebih dari lima puluh kursi cukup mewah dengan tingkat atas disediakan oleh petugas. Penampilannya saja, membuat kursi-kursi itu sangat nyaman. Bahkan, ada para bard yang sedang memainkan musik dengan lembut, sebagai latarnya.

"Semuanya di dalam lobi, termasuk makanan dan minuman, adalah layanan gratis. Silahkan bersantai dan menikmatinya."

Di dunia manapun, selama sejumlah uang diberikan, sejumlah layanan yang sesuai akan diberikan. Meskipun begitu, layanan yang diberikan di sini, tak membuat senang Ainz sama sekali.

"Aku mengerti. Kemarilah, Nabe."

Ainz memasuki lobi dengan Narberal, dan memilih kursi-kursi yang terdekat untuk duduk.

Ada beberapa tamu lain yang juga beristirahat di dalam lobi. Kebanyakan dari mereka adalah para adventurer. Jika para adventurer dengan peringkat tinggi bisa menyelesaikan quest yang memberikan hadiah besar, standar hidup mereka juga akan langsung meningkat. Dan mereka bisa membayar hidup di hotel seperti ini.

Tak perduli di manapun mereka berada, apakah di ibukota Kingdom atau E-Rantel, semua adventurer memiliki gaya hidup yang sama.

Ainz memastikan plat adamantium yang menggantung di sekeliling lehernya, terlihat oleh yang lainnya. Agar itu menjadi topik pembicaraan, di antara para tamu yang ada di hotel.

Itu bukanlah hal yang buruk untuk meningkatkan profil seseorang, melalui metode ini.

Sementara menyadari perhatian yang ia dapatkan, Ainz membuka menu yang ada di sampingnya.

‘Tidak bisa membacanya...’

Ainz perlahan membolak balik menu, meskipun dia tak bisa membaca, untuk menghindari orang lain menyadari hal itu.

Meskipun Ainz membawa serta item yang dulu dipinjamkan kepada Sebas, agar bisa membuatnya membaca bahasa apapun. Di dalam situasi saat ini, akan sangat aneh jika tiba-tiba saja dia mengambil dan menggunakan alat itu.

"Sebas... dan Tsuare..."

Gambaran Sebas beserta Tsuare muncul di otak Ainz, ketika dia berpikir, apakah dia akan menggunakan item itu atau tidak.

"Apakah ada sesuatu dengan wanita itu?"

"Ah, tidak, bukan hal yang besar. Aku penasaran, bagaimana dia beradaptasi."

Meskipun Ainz sudah menyerahkan semuanya kepada Sebas, dia masih memiliki kewajiban untuk memastikan keadaan Tsuare. Karena, dia telah membuat janji untuk melindunginya.

"Aku rasa tak ada masalah. Saat ini... karena head maid itu saat ini sedang menjadi tahanan rumah, Sebas-sama sendiri yang mengajarinya skill-skill yang dibutuhkan sebagai seorang maid.

Setelah dia mempelajari beberapa sikap yang benar. Lalu, dia akan mempelajari masakan dan beberapa tipe pekerjaan lain. Kami berencana untuk mengajarinya sedikit hal dari semuanya, hingga kami bisa menemukan pekerjaan apa yang cocok untuknya."

"Begitukah? Kalau begitu, seharusnya tak apa-apa menyerahkannya kepada Sebas. Dan juga, sudah saatnya melepaskan mereka berdua dari tahanan rumah... Kemarahan Albedo seharusnya sudah mendingin sekarang."

Narberal menundukkan kepalanya, tanpa berkata apapun.

Menyadari percakapan mereka berhenti, seorang pelayan berjalan ke arah mereka.

"Apakah kalian berdua sudah memutuskan apa yang dipesan?"

"Aku pesan Es Makyatia. Apa yang kamu inginkan, Nabe?"

"Aku juga sama."

"Tak apa-apa, pesan sesuatu yang kamu sukai."

"Tidak, aku ingin minuman yang sama. Oh, dan juga, aku ingin susu dicampurkan ke dalamnya."

"Tentu saja."

Setelah menerima pesanan, pelayan itu membungkuk dalam-dalam. Lalu, pergi dengan tenang.

Makyatia adalah sebuah minuman yang terlihat mirip dengan latte, dan Ainz sering melihatnya di E-Rantel. Baunya juga sama dengan latte. Tapi, karena latte dan kopi juga ada di dunia ini, pasti ada perbedaannya.

Bagaimanapun, Ainz tak akan pernah tahu, karena dia tak bisa memakan atau meminum apapun.

Sebelumnya, dia bereksperimen dengan mencoba makan dan minum. Tapi, satu-satunya hasil adalah semuanya tercecer dari bawah dagunya, tanpa terasa apapun. Tak ada sedikit pun manfaat yang ditemukan.

Alasan mengapa Ainz memilih minuman ini adalah, karena minuman ini hanya disediakan di lingkungan kelas atas. Mungkin, itu adalah pilihan yang paling cocok untuk keadaan saat ini.

Sambil mengusap keringat yang tak ada, Ainz terpikirkan pertanyaan yang paling tak ada gunanya.

"Nabe... bagaimana rasa dari Makyatia?"

Mengetahui Narberal pernah mencoba untuk meminum ini sebelumnya, Ainz yang penasaran, bertanya kepadanya.

Narberal membuat ekspresi seperti sedang berpikir. Itu adalah ekspresi yang dibuat oleh seseorang, ketika ditanya bagaimana rasa kopi, oleh seseorang yang tak pernah mencobanya sekalipun di dalam hidupnya.

"Hmmm... Jika aku menjelaskannya, aku akan bilang, rasanya mirip dengan Shakerato. Kecuali, minuman ini meninggalkan rasa susu yang kental."

"...Begitukah? Kedengarannya enak."

‘Tak pernah dengar minuman yang disebut Shakerator, sebelumnya. Apakah ini mungkin tipe minuman yang hanya ada di dunia ini? Kemungkinannya memang tinggi.’

"Tidak buruk. Lumayan saja."

Balas Narberal.

Saat Ainz merespon Narberal dengan ‘Hmmmm’, minuman yang mereka pesan, sudah tiba.

"Jangan hiraukan aku dan minumlah. Jika tidak, akan terlihat aneh kalau tak ada satupun dari kita yang menyentuh minuman ini."

Setelah terbiasa memakai helmnya seharian penuh, Ainz tak menyadari hal aneh, karena tak melepaskan helmnya. Meskipun, minuman itu sudah dipesan di depannya.

"Terima kasih."

"Tak apa-apa, jika kamu minum juga milikku. Lagipula, dengarkan. Untuk saat ini, rencananya adalah pertama mengelilingi ibukota, untuk dua hari berikutnya. Aku dengar, jumlah barang yang mereka jual di pasar pusat, luar biasa. Pasti layak untuk dilihat.

Dan juga, mereka menjual banyak magic item di area pasar pusat utara, dan para adventurer sering mengunjungi tempat itu."

Informasi ini didapatkan dari anggota 'Eight Finger' yang tertangkap. Meskipun laporan yang diterima kebanyakan berhubungan dengan pasar gelap, Ainz tak berencana untuk mengunjunginya. Dia hanya tahu dalam sekali tatap, dari laporan yang diberikan itu.

"Hari ketiga adalah mengunjungi Guild Adventurer. Jika mungkin, aku ingin membuat hubungan dengan beberapa adventurer adamantium dari Empire. Jika tidak, maka cukup hanya menyelesaikan tugas kita saat ini, dan langsung pulang. Jumlah itu seharusnya sekitar tujuh hari. Apakah kamu punya saran lain?"

Narberal yang menghentikan minumnya di tengah-tengah, mendengarkan dengan baik dan menggelengkan kepalanya.


Post a Comment for "Overlord Vol 8 Chapter 1 Part 1.4"