Overlord Vol 6 Chapter 1 Part 3.1
OL_V06C01P02
1. Introduction to the Royal Capital's Disturbance - Perkenalan Terhadap Kericuhan di Ibukota Kerajaan
Part 3.1
Lower Fire Moon (9th Moon), Hari ke 4, 15:15
"Hmm hmmm hmmm..."
Bersenandung dengan riang, Albedo menyulam kain dengan
jarum. Dia menekan jarum itu hingga tembus, dan menariknya. Setelah mengulang
langkah ini ratusan kali, dia telah menjahit kain hitam di atas figur putih.
Selanjutnya, dia mengisi figur putih itu dan mengambil bentuk yang lebih bulat.
Melihat ke arah boneka yang hampir selesai, Albedo tersenyum
lembut.
Itu adalah senyum yang lembut, dari dewi yang penuh pengampunan
dan cinta.
"Baiklah! Kepala Ainz-sama sudah selesai!"
Dia mengepalkan tangan puas, dan mengelus kepala boneka
buatan tangan itu dengan penampilan tengkorak. Lembaran kain kecil yang dijahit
menjadi mata dan mulut, yang memberikan penampilan secara keseluruhan yang
manis.
Jika Ainz melihat ini, dia pasti akan malu.
"Selanjutnya adalah tubuhnya..."
Dengan pelan-pelan duduk di atas boneka tengkorak di sudut
mejanya, dan berdiri untuk mengambil gulungan benang putih yang lain.
Itu adalah kamar Albedo.
Pada awalnya, kamarnya adalah Ruangan Tahta. Jadi, dia tak
memiliki kamar pribadi satupun. Tapi, Ainz memberikan kamar biasa yang
digunakan oleh 41 Supreme Being, agar pekerjaannya sebagai Guardian Overseer
tak akan terkena efek.
Sama seperti kamar Ainz, kamar Albedo sangat luas. Albedo
tak memiliki barang yang banyak. Jadi, kamarnya terlihat agak terpencil dan
kosong. Setelah dua bulan dia tinggal disitu, lain ceritanya.
Salah satu alasan untuk ini adalah, kamar ganti yang akan ia
buka.
Itu adalah kamar yang penuh dengan Ainz.
Dia membuat semuanya, dengan tangannya sendiri.
Boneka-boneka yang berbentuk Ainz dan memiliki pose yang berbeda. Beberapa di antaranya
adalah bantal dengan ukurang satu tubuh. Lalu, beberapa boneka miniatur.
Ini adalah ruangan sangat rahasia bagi Albedo, dan bahkan
para pelayan yang datang untuk bersih-bersih kamar, tak diperbolehkan untuk
mengintip ke dalam.
Itu dijuluki dengan Kamar Harem.
"Ku-hu-hu-hu..."
Albedo melompat kesana kemari, sambil mengeluarkan suara
aneh. Lalu, dia mengepakkan sayapnya yang ada di pinggang, dan terbang lurus ke
bantal panjang Ainz, dengan kecepatan luar biasa.
Itu mirip dengan tackling pada rugby.
Dengan masih memeluk bantal panjang, dia bergulung di
lantai. Karena ada banyak Ainz lain di lantai, itu tidak menyakitkan. Berada di
tengah tiga bantal panjang Ainz, dia tertawa ngeri.
"Ku-hu-hu-hu, bantal yang baru aku buat dari kain
Ainz-sama... dengan kata lain, aku tidur dengannya, secara tidak langsung.
Ku-hu-hu-hu..."
Albedo memendam wajahnya di dalam bantal panjang, dan
menghirup dengan keras.
"Tak ada... bau."
Itu adalah suara yang sedih. Jika seseorang mendengarnya,
mereka mungkin akan merasa sedih karenanya.
Karena Ainz adalah seorang undead, dia tak perlu tidur dan
tulangnya tak memiliki bau tertentu. Dia membersihkan diri untuk mengangkat
debu atau membersihkan darah. Tapi, tubuhnya tak mengeluarkan apapun, yang bisa
disebut bau.
"Hm, hmm? Ini… mungkin... Ainz-sama...!"
Tapi, bagi seorang gadis yang sedang jatuh cinta seperti
Albedo. Bisa saja, dia menghirup sedikit aroma Ainz. Apakah itu imajinasinya
sendiri atau bukan, adalah hal yang perlu didebatkan.
"Snort snort, sniff sniff."
Cara dia mengubur wajahnya ke dalam bantal panjang, dan
mengendusnya berulang kali lebih mirip dengan orang m*sum, daripada seorang Guardian
Overseer.
"Ahh... Aku gembira sekali."
Sebagai pengawas dari para guardian, Albedo memiliki banyak
tugas untuk diselesaikan.
Ini termasuk menempatkan pasukan, membangun jaringan
pertahanan, memeriksa perawatan di dalam Nazarick, dan semua yang berhubungan
dengan Ruangan Tahta.
Ada banyak beban pekerjaan, yang cukup bisa membuat retak
punggungnya.
Jadi, sangat penting baginya untuk kemari, dan mengisi ulang
dan merasa gembira lagi.
"Ah, aku ingin melihat Ainz-sama lagi! Melihatnya lagi!
Melihatnya la...gi! Melihatnya lagi."
Albedo mencurahkan rasa kecemburuannya kepada Narberal, yang
bepergian dengan Ainz, sambil memegang bantal panjang itu dengan erat. Saat itu…
[Albedo.]
Dia berdiri kaku. Dia memeriksa di sekelilingnya, sambil
mengucurkan keringat dingin, sebelum menyadari itu adalah suara yang dibawa
oleh sihir.
"A…Ainz-sama! Ada berita gembira, apa Anda menghubungiku?"
[Aku baru saja mendengar dari Sebas, tidak, dari Solution
dengan [Message]… jika gadis yang Sebas ambil, Tsuare, telah diculik. Bentuk
pasukan yang sesuai, untuk mendukung Sebas.]
Albedo teringat Tsuare, ketika Ainz menyebutkan wanita itu.
Ainz menjadi Momon dan langsung pergi ke E-Rantel. Tapi, Demiurge yang tetap
disitu, mengatakan detail yang samar, tentang Tsuare.
"Maafkan sikap kurang ajarku, karena mempertanyakan
perintah Anda. Tapi, apakah layak membentuk sebuah pasukan, hanya untuk
menyelamatkan makhluk tak berguna, seperti seorang manusia? Jika itu melibatkan
mereka yang ikut campur dengan Shalltear, aku bisa mengerti. Tapi..."
[Tidak, mereka mungkin tak ada kaitannya dengan Shalltear.
Kali ini, kelihatannya adalah organisasi kriminal yang mengintai di Kingdom.]
"Maka, itu terlebih lagi..."
[Albedo. Aku bersumpah akan melindungi Tsuare, dengan nama
Ainz Ooal Gown. Apakah kamu mengerti apa artinya itu?]
Suasana berubah dari asalnya. Sebuah sensasi terbakar
kemarahan, bisa dirasakan di seluruh penjuru kamar. Dan, Albedo hanya membuat
suara tersedak.
[Kamu mengerti, kan?! Aku bersumpah untuk melindunginya,
dengan namaku sendiri! Mereka menculiknya, meskipun begitu... Ini adalah
penghinaan kepada namaku dan yang lainnya, di dalam guild! Tak ada alasan,
meskipun mereka tidak tahu.]
Kemarahan itu tiba-tiba reda, di akhir kalimat. Karena
ambang emosinya sudah melebihi, efek tenang diaktifkan.
[Maafkan aku. Kelihatannya aku menjadi terlalu marah, kepada
sampah-sampah itu. Maafkan aku, Albedo...]
Karena suara penyesalan dari tuannya itu, Albedo akhirnya
bisa menenangkan diri untuk bicara. Kemarahan Supreme Being mempengaruhi
Albedo. Meskipun, itu tak diarahkan langsung kepadanya.
"A... Anda tak perlu minta maaf."
Albedo membungkuk dalam-dalam, meskipun tak ada siapapun
yang berdiri di depannya.
[...kalau begitu, aku akan percayakan kepadamu, Albedo.
Selamatkan Tsuare tanpa terluka.]
"Aku akan melakukan perintah Anda! Sambil
menyelamatkannya, aku akan memastikan untuk menghabisi kutu-kutu terhina itu,
karena sudah membuat Anda jengkel!"
[Kalau begitu, aku akan percayakan padamu. Ngomong-ngomong,
Demiurge seharusnya masih ada di Nazarick, menerima kiriman gandum. Dia yang akan
bertanggung jawab...]
"Aku akan pergi sendiri..."
[Tidak, Albedo. Kamu harus melindungi Nazarick. Kirim
Demiurge. Pastikan identitasnya juga tak terbuka. Aku akan menyerahkan masalah
di Kingdom ini kepadamu dan Demiurge. Berhati-hatilah.]
"Aku mengerti!"
[Message] berakhir dan keheningan kembali. Albedo
pelan-pelan berdiri, dan bermaksud untuk menyingkirkan bantal panjang itu.
"...Tapi, aku benar-benar tidak mengerti."
Di mata Albedo, ada tampang yang kelihatannya kaku. Dia
melihat ke arah sudut ruangan.
Alasan dia tak membiarkan satupun pelayan melihat ke uangan
itu adalah, untuk memastikan jika dia bisa memonopoli boneka Ainz, dan tak ada
siapapun yang boleh menyentuh mereka. Tapi, juga ada alasan lain.
Itu adalah adanya sebuah bendera dengan emblem ‘Ainz Ooal
Gown’. Bendera yang seharusnya terlihat itu, saat seseorang masuk ke dalam
kamar, dibiarkan tergeletak di sudut kamar. Tak ada tanda kekaguman atau hormat
kepadanya… hanya kebencian dan rasa permusuhan.
"Ainz Ooal Gown... Membosankan."
Di tempat bendera Ainz Ooal Gown, Albedo telah mengangkat
bendera raksasa yang berbeda... Sebuah bendera yang besar, mirip dengan kelambu
opera.
"Ini, Great Tomb of Nazarick hanya milikmu. Aku, albedo
hanya bersedia melayanimu. Ah... Suatu hari, aku ingin mendengar nama ini
sekali lagi..." (bendera gambar ainz)
Post a Comment for "Overlord Vol 6 Chapter 1 Part 3.1"
komentar dong