Overlord Vol 6 Chapter 1 Part 1.7
OL_V06C01P01
Introduction to the Royal Capital's Disturbance - Perkenalan Terhadap Kericuhan di Ibukota Kerajaan
Part 1.7
"Diamlah. Kalian… saat. Ada. Di hadapan. Ainz-sama."
Cocytus seakan menyiramkan air dingin ke kepala dua orang
itu. Keduanya melihat ke arah Ainz dan warna wajah mereka berubah. Tak mungkin
bisa membaca emosi apapun dari api merah yang menyala di lubang mata itu. Tapi,
mereka bisa merasakan suatu hal yang kuat, dari tatapan itu.
Keduanya bersikap, sebelum teguran kuat datang kepada mereka.
"Aku telah melakukan kesalahan besar di depan
Ainz-sama."
"Aku tidak memiliki alasan, terhadap sikap yang buruk
itu."
Reaksi yang mereka terima, benar-benar tak dapat dimengerti.
"…Hahahahaha!"
Tawa lepas itu bergaung di seluruh ruangan. Tawa yang sangat
lepas dan erah.
Sebas, Solution, Demiurge, Cocytus, tak ada yang ingat,
kapan terakhir kali Ainz tertawa lepas. Dan mereka berkedip karena terkejut.
"Tentu, tentu, kalian dimaafkan. Begitulah! Bertengkar
seperti itu! hahahaha!"
Sebas tak tahu apa yang menyerang Ainz saat ini. Tapi, dia
mengeluarkan nafas lega.
"Hahaha… che, skill pasif ini berulah."
Tuannya kembali kepada mood tenang, seperti sebuah boneka
yang benangnya dipotong. Tapi semua orang berpikir sama, jika Ainz sedang
berada dalam mood yang bagus.
Ainz bicara kepada Sebas dengan nada ceria.
"Sebas, aku mengerti apa yang kamu bicarakan. Tapi,
membawa seorang manusia ke Nazarick... Baiklah, aku akan melihatnya dulu,
sebelum memutuskan. Bawa dia."
"Ya? Ah, ya. sesuai perintah Anda."
Sebas bingung dengan perintah aneh Ainz.
Dan dia membawa Tsuare langsung.
"Ainz-sama, aku telah membawanya."
"Kerja yang bagus membawanya…"
Tiba-tiba, Ainz maju ke depan dari kursinya. Caranya dia
melihat Tsuare, cukup aneh. Bertanya-tanya, jika itu karena tidak senang, Sebas
menatap ke arah Tsuare. Tak ada hal yang berbeda dengan wanita itu dari
sebelumnya. Dan Sebas tak mengerti, mengapa tuannya tiba-tiba memperlakukannya,
seperti itu.
"...Terlihat mirip."
Gumaman lirih yang keluar, mungkin tidak sengaja.
"...Selamat datang, Tsuare. Tapi aku akan
mengingatkanmu. Jadi, aku tak akan memberi peringatan kedua. Itu karena aku
menghormat sebuah pilihan, meskipun hasilnya buruk. Sekarang setelah memahami
ini, Aku akan membuat pertanyaan.
Ini akan selesai, jika kamu berbohong. Dan akan selesai juga,
jika itu bukan jawaban yang aku cari."
Sebas bisa mendengar Tsuare, yang menelan ludah di sampingnya.
Dengan ancaman seperti itu, tak mungkin untuk diketahui, apa yang akan terjadi
selanjutnya.
"Kalau begitu, siapa namamu yang sebenarnya?"
Dia tak mengerti niat dari pertanyaan itu. Mengapa bertanya
seperti itu?
Sebas tak bisa melihat mata Tsuare, yang berpindah dari
samping ke samping. Sikapnya sudah membuka seluruh cerita sepenuhnya.
'Tolong jawab dengan jujur.'
Sebas berdoa di hatinya.
Jika itu adalah sesuatu yang tak ia katakan kepadanya, pasti
ada sesuatu dengan namanya, yang sebenarnya. Meskipun begitu, berbohong kepada
sang tuan, hanya akan membuat situasi semakin buruk.
Keheningan berlanjut. Dan setelah beberapa saat berlalu,
Tsuare menjawab dengan suara lirih, yang mirip dengan dengungan nyamuk.
"T, Tsuare... Tsuareninya."
"Nama akhir?"
"Tsuareninya Beiron."
"Begitukah… Hanya itu... Kalau begitu aku akan tanya
lagi, Tsuareninya. Apakah kamu ingin hidup di Great Tomb of Nazarick. Dengan
kata lain, di tempat yang aku perintah?
...Great Tomb of Nazarick bukanlah tempat hidup manusia. Aku
tak ingin berkata tidak mungkin bagi mereka untuk bisa hidup di sana. Tapi,
hanya saja, tak ada manusia di sana. Jadi, aku tidak tahu, apakah itu cocok
untukmu.
Jika kamu menginginkannya, aku bisa memberimu uang dalam
jumlah banyak, dan kamu bisa hidup bahagia di antara manusia lain."
Itu adalah penawaran tak perlu yang terlalu baik. Tapi,
Tsuare tidak ragu-ragu sedikit pun dalam menjawab.
"Aku, aku ingin hidup dengan... Sebas-sama."
Ainz mengangguk pelan, dan api di lubang matanya mengecil.
"Baiklah kalau begitu. Dengarkan aku, pelayanku yang
setia."
Semua orang membungkukkan kepala mereka, dan Tsuare
mengikutinya.
"Mulai sekarang, aku akan melindungi Tsuare di bawah
nama Ainz Ooal Gown. Aku juga bisa menganggapmu sebagai tamu dari Great Tomb of
Nazarick, jika kamu menginginkannya. Apakah kamu mau?"
"Te-Terima kasih. Tapi, aku ingin bekerja bersama
dengan Sebas-sama."
"...Jika itu memang keinginanmu. Maka, aku akan
menempatkanmu di bawah perintah langsung dari Sebas, sebagai pelayan sementara.
Sebas, berikan dia pekerjaan yang sesuai. Dan juga, bagi para Pleiades, ubah
dari Sistem Six Star menjadi Sistem Seven Sister, dan Foxy lah pimpinan menurut
itu. Tapi, kita tak akan memindahkan Tsuare. Dan Yuri Alpha akan menjadi
pemimpin."
Solution membungkuk dalam-dalam.
"Dan beri-tahu semua yang ada di Great Tomb of Nazarick.
Ketahuilah, jika Tsuareninya dilindungi di bawah nama Ainz Ooal Gown. Dan juga,
dia juga akan menjadi rekan kalian."
Semuanya kecuali Tsuare dan Ainz, membungkuk.
"Apakah ada bantahan, Demiurge?"
"Aku tidak ada. Ucapan Anda adalah hukum di Great Tomb
of Nazarick. Tapi, aku yakin, akan ada mereka yang tak bisa mengerti, mengapa Anda
membiarkan manusia masuk ke dalam tanah yang diberkati. Apa yang harus aku bilang
kepada mereka?"
"...Jika bicara mengenai hal itu, adik dari
Yamaiko-sama, Akemi-sama, adalah seorang dark elf. Tapi, dia masih
dipersilahkan di Nazarick. Hanya karena dia manusia, aku tak mengira, ada
banyak perbedaan."
Ainz melihat ke arah Solution, sebelum melanjutkan.
"Jika itu bukan masalahnya, kita mungkin juga harus
menendengar adikmu yang paling muda."
"Aku tidak yakin, jika seorang immortal termasuk
sebagai manusia."
"Mungkin juga, Solution… Kalau begitu, Demiurge,
umumkan keputusanku. Jika ada siapapun yang keberatan, bilang pada mereka untuk
datang kepadaku. Dan, aku akan menjelaskan sendiri kepada mereka."
"Sesuai perintah Anda. Aku tak ada lagi pertanyaan
lain."
"Kalau begitu, aku akan memastikan semuanya. Kita akan
mulai mundur dari mansion ini. Seluruh penjaga yang ditugaskan di mansion akan
kembali ke Nazarick langsung.
Sebas dan Solution akan mengikat hal-hal yang dibutuhkan di
ibukota, dan Demiurge akan mengirimkan gandumnya. Segera setelah semuanya siap,
aku akan mengirimkan Shalltear untuk menggunakan 'Gate'. Ada pertanyaan?"
Semuanya membungkuk dalam diam dan Tsuare mengikutinya,
setelah mengamati mereka.
"Kalau begitu, Sebas. Apa yang akan kamu lakukan dengan
Tsuare? Apakah kamu akan kembali dengannya, atau apakah aku yang harus
membawanya bersamaku?"
"Aku yakin, membiarkannya tinggal denganku, tak akan
membuat Anda repot."
"Baiklah kalau begitu, Sebas. Solution, bawa seluruh
guardian kemari. Aku akan kembali dengan mereka ke Nazarick."
“Sesuai perintah Anda.”
Setelah melihat ketiga orang itu pergi, Demiurge bertanya.
"Apakah Anda kenal dengannya sebelumnya?"
Ainz berdiri pelan-pelan, tanpa bicara. Dia berputar ke arah
dinding, seakan ada orang yang berdiri di sana. Dan akhirnya, membuka mulut.
"Demiurge, aku yakin, sebuah hutang budi seharusnya
dibayar dengan hutang budi. Dan sebuah mata dengan mata. Itu juga berlaku,
dengan hutang yang aku miliki kepada orang lain."
Ainz mengeluarkan sebuah buku dari udara. Buku yang memiliki
cover kulit, dan diikat dengan kawat logam. Itu terlalu jelek untuk disebut
dengan sebuah buku.
"Ada beberapa bagian yang diterjemahkan oleh Head
Librarian, tapi ini adalah salinan yang asli. Ini adalah sebuah diary, yang
mengekspresikan kemarahan seorang gadis muda... yang adiknya dibawa oleh
seorang bangsawan."
Mereka adalah saudari yang baik dari sebuah desa. Orang tua
mereka sudah tiada, ketika mereka masih muda. Tapi, mereka selamat, dengan
saling mengandalkan satu sama lain.
Tapi, sang kakak diseret oleh seorang bangsawan.
Seorang bangsawan yang tak punya apapun, selain reputasi
buruk dengannya. Jika sang kakak bisa hidup dengan bahagia, sang adik akan bisa
berpisah dengan senang. Tapi, sang adik bisa menebak, apa yang terjadi dari
rumor yang ia dengar.
Kakaknya akan dianggap sebagai mainan. Dan membuangnya
seperti sampah, ketika bangsawan itu sudah lelah dengannya.
Ini adalah kebenaran, dan sang adik telah meninggalkan desa
itu untuk menemukan jalan menyelamatkan kakaknya. Karena, tak ada satupun di
desa itu, yang mencoba untuk menolongnya.
Segera, sang adik menyadari jika dia memiliki bakat sihir. Dan
dia mencoba untuk menjadi lebih kuat, agar bisa menyelamatkan sang kakak. Tapi,
dia meninggal, sebelum bisa menyadari tujuannya.
Halaman dengan kalimat pendek adalah yang terakhir dari diary
itu.
Itu adalah tentang teman baru dalam misi mengumpulkan
tanaman obat, memuji dua orang adventurer yang disebut Momon dan Nabe.
"Berkat diary ini, aku mempelajari banyak hal tentang
dunia ini. Ini adalah hutangku. Aku akan membayarnya kepadamu, dengan
saudarimu."
Ainz menyingkirkan diary yang warnanya sudah mulai memudar,
karena usia.
"Kalau begitu, aku punya permintaan kepada Anda,
Ainz-sama."
"Apa itu, Demiurge?"
"Aku menemukan informasi aneh, diantara laporan Sebas. Aku
ingin diberi waktu, untuk menyelidiki lebih jauh."
"Apakah ada masalah?"
"Kelihatannya begitu. Aku memiliki tempat yang ingin aku
periksa. Dan aku harap, jika aku bisa segera tiba di sana, ketika Anda kembali.
Tapi, aku tak bisa memastikan, karena aku perlu kesana lebih dulu… Aku tahu
tidak sopan membuang waktu Anda. Tapi tolong, berikan aku waktu."
Ainz menenangkan Demiurge dengan ekspresi cerah.
"Tidak masalah, Demiurge. Tidak diragukan lagi, kamu
bertindak untuk Nazarick. Bagaimana mungkin aku tidak menunggu keadaan seperti
itu. Pergilah, Demiurge."
"Aku sangat berterima kasih sekali."
Post a Comment for "Overlord Vol 6 Chapter 1 Part 1.7"
komentar dong