Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Overlord Vol 5 Chapter 1 Part 1.1



OL_V05C01P01

1. A Boy's Feeling - Perasaan Anak Muda
Part 1.1

 

Low Fire Moon (9th Moon), Hari ke-2, 23:30

 

Pria itu menyalakan lentera, yang menggantung di pinggangnya. Minyak khusus itu menyalakan api hijau yang mewarnai sekitar, dengan warna yang mengerikan.

Dia melangkah keluar, merasakan panas yang merasuk ke dalam tubuhnya. Meskipun pria itu memiliki ekspresi pahit, dia harus membuktikan setidaknya untuk musim ini.

Meskipun ketika matahari belum naik, di waktu seperti hari ini, di mana pun tempat di Kingdom menjadi pengap karena panas. Dengan begitu, yang seharusnya hari paling parah telah berlalu, dan hari-hari semakin lebih dingin. Bahkan, tak ada tanda sekecil apapun yang bisa ditemukan di mana-mana.

"Wah… hari ini juga panas."

"Memang benar. Mereka bilang seharusnya di sebelah utara, sudah sedikit lebih dingin, di dekat lautan."

Di malam ini, partner pria itu berkata, meresponnya dengan bergumam.

"Jika ada hujan, maka panas ini akan sedikit berkurang."

Dia melihat ke langit saat bicara, tapi hanya melihat langit yang cerah tak ada bekas dari awan satu pun yang terlihat, jangankan awan hujan. Bintang-bintang bersinar sangat cerah di atas kepala. Itu adalah pemandangan yang akrab di langit malam hari.

"Yang benar saja, aku berharap, kita bisa mendapatkan hembusan angin... Kalau begitu, ayo kerja."

Dua pria itu memiliki tanda, yang membuatnya sulit untuk disebut sebagai penduduk desa biasa.

Pertama adalah equipment mereka.

Sebuah longsword di pinggang dan armor kulit. Perlengkapan mereka terlalu berlebihan untuk seorang milisi desa. Bukan hanya itu, wajah dan tubuh mereka bukan seperti orang yang biasa bekerja di ladang.

Tapi lebih tepat, mereka memiliki aura bahaya, dari orang-orang yang mahir dengan kekerasan.

Dua orang pria itu berjalan ke dalam desa, tanpa bertukar sepatah katapun.

Keheningan di bawah kegelapan, suara yang terdengar di desa itu hanyalah langkah kaki mereka.

Itu benar-benar kota hantu. Dengan langkah yang lebar, dua orang itu berjalan dengan tenang, menembus suasana yang mengerikan. Ketenangan mereka adalah bukti jika ini adalah sebuah rutinitas.

Desa yang dilewati oleh pria-pria ini, dikelilingi oleh dinding-dinding yang tinggi. bahkan dengan hanya sekali tatap, seseorang bisa melihat enam menara pengawas.

Sulit untuk menemukan pertahanan kuat semacam itu, bahkan di antara desa-desa perbatasan, di mana monster-monster sering muncul.

Daripada disebut sebagai desa, lebih tepat itu disebut sebagai markas militer.

Meskipun begitu, pihak ketiga mungkin hanya akan melihatnya sebagai desa yang dengan keamanan yang ketat. Tapi, pemandangan yang mengikuti selanjutnya, akan membuat mereka mengerutkan alis.

Seganjil itulah pemandangan yang ada di depannya.

Biasanya, sebuah dinding akan mencakup bangunan-bangunan rumah atau gudang penyimpanan. Sementara, ladang-ladang tersebar di luar. Membajak ladang di dalam dinding, akan membutuhkan pekerjaan yang lebih berat, untuk bisa mengelilingi ladang pertanian yang luas.

Tapi, desa ini mengelilingi rumput-rumput yang hijau yang bergoyang karena angin dan menjaganya. Seakan, itu terbuat dari emas.

Pria yang sedang berjalan di dalam kota yang eksentrik itu, merasakan mata seseorang yang tertuju padanya, dari salah satu menara pengawas. Padahal seharusnya, itu adalah temannya yang dilengkapi dengan sebuah busur.

Jika ada sesuatu yang terjadi, dia bisa menerima bantuan dengan menggoyangkan lenteranya di atas kepala.

Mempertimbangkan kemampuan rekannya dalam hal penggunaan busur, dia telah lolos, jika untuk tugas melingdunginya dengan serangan. Tapi, dengan membunyikan lonceng untuk membangunkan yang lain, adalah yang ia butuhkan, untuk merasa aman.

Tapi, jika dia tiba-tiba tak sengaja menggunakan sinyal, dia akan menderita oleh rekan-rekannya, yang sedang tertidur. Meskipun begitu, pria itu siap untuk menggoyangkan lentera, saat dia merasa ada sedikit kecurigaan.

Lagipula, dia tak ingin kehilangan nyawa.

Dengan berkata seperti itu, masih diragukan, jika situasi itu akan muncul. Dia telah mengulangi pekerjaan yang sama ini, sudah lebih dari beberapa bulan belakangan, dan akan terus melakukannya.

Saat dia memutari rute patrolinya separuh jalan, sesuatu seperti seekor ular menabrak mulut pria itu. Tidak, itu bukan seekor ular. Benda yang menempel di mulutnya dan tak bergerak adalah sebuah tentakel gurita.

Dagunya terpaksa bergerak naik, dan diikuti dengan luka bakar di leher yang terbuka. Semuanya bahkan tak sampai sedetik, untuk terjadi.

Suara hisapan mengalir dari lehernya.

Itu adalah suara terakhir dari pria itu, yang ia dengar selama hidupnya.

Tangan yang ada di mulut pria itu, melepaskan genggamannya. Punggungnya, ditahan dari belakang agar tubuhnya tak ambruk. Setelah memastikan jika pisau itu telah menyedot darah, magic weapon, 'Vampire Blade' itu dicabut.

Yang memeluk pria itu dari belakang, adalah sebuah wujud yang tertutupi oleh pakaian yang serba hitam. Selain matanya, seluruh wajah tertutup dan seluruh tubuh diselimuti oleh kain hitam.

Bahan pakaiannya sendiri dibuat dari kain, tapi gauntlet dan greave pada lengan dan kakinya, menambah pertahanannya. Sama halnya dengan dada, tertutupi dengan lempengan logam. Tapi, lekukan wanita jelas terlihat dan bisa dengan mudah dikenali.

Sama halnya, di belakang teman pria itu ada seorang figur yang mengenakan pakaian yang sama. Di sisi ini, wanita juga memakai lempengan logam yang terangkat menutupi dadanya. Mata itu menoleh ke sisi lain, dan mengangguk sekali.

Setelah memastikan jika pembunuhannya sukses, dia memeriksa keadaan sekitar. Tak ada tanda jika mereka diketahui. Sebuah ruang kelegaan kecil muncul di sudut otaknya.

Meskipun dengan lampu dari lentera, mereka menempel sangat dekat sekali dengan mayatnya. Sehingga sulit dikenali, perbedaannya dari menara pengawas. Yang perlu diwaspadai adalah dalam sekejap mereka menyerang… 

Post a Comment for "Overlord Vol 5 Chapter 1 Part 1.1"