Overlord Vol 3 Chapter 1 Part 3.2
OL_V03C01P02
1. Herd of Predators - Gerombolan Pemangsa
Part 3.2
Itu memang benar. Solution melayani Sebas, karena dia memang
diperintahkan. Lagipula, dia dan Sebas memiliki peringkat yang sama.
"Aku mengerti, Shalltear. Aku akan memanggil Anda
seperti itu."
"Itu bagus. Ngomong-ngomong, bukankah hubunganmu dengan Demiurge juga buruk?"
Sebas tak berkata apapaun. Shalltear yang melihat reaksi
semacam itu, memicingkan matanya seperti anak nakal, dan melanjutkan
pertanyaannya.
"Supreme Being tak memerintahkanmu untuk berlaku
seperti itu. jadi, mengapa akhirnya bisa seperti itu?"
"...Sebenarnya, aku sendiri tidak yakin. Mungkin saja,
itu hanya sifat alamiku. Aku hanya tak menyukainya. Tapi, dia seharusnya juga
sama."
"Hmmm… Tak ada yang membuatku seperti itu... Tapi,
kemungkinan perasaan dari pencipta kita, merasuk dalam-dalam ke hati
kita."
"Itu sangat mungkin."
Shalltear menatap Sebas yang mengangguk setuju. Menurut
posisinya, Shalltear mungkin tahu dan menanyakan sebuah pertanyaan yang ia pendam
sejak lama.
"Siapa yang berada di lantai delapan? Aku tahu Victim
ada di sana. Tapi, siapa lagi yang bersama dengannya?"
Sebas mengerutkan dahi, atas perubahan topik yang tiba-tiba.
Untuk mengetahui maksud sebenarnya dibalik pertanyaan Shalltear, dia melihat
Shalltear dengan ekspresi serius.
Solution yang duduk disampingnya, sedikit merubah ekspresi. Tapi,
keduanya yang sedang bercakap-cakap, tak mengetahui itu.
"...Dulu, ada orang-orang bodoh yang melawan para Supreme
Being, menyerang dalam jumlah yang sangat besar, dan menembus lantai 7. Tapi,
lantai 9 sebagai markas Para Supreme Being, tak diserang.
Menurut hal ini, tempat terakhir yang diserang adalah lantai
8, kan?
Aku tak ingat terlalu banyak. Tapi, musuh yang menyerang
memiliki kekuatan yang luar biasa. Jadi, kita memerlukan kekuatan yang bisa
setara dengan mereka. Tapi, tak ada yang tahu siapa yang mengusir mereka.
Albedo kelihatannya tahu, lagipula dia adalah pengawas dari
Nazarick. Aneh juga, jika dia tak tahu."
Mengabaikan Sebas yang terdiam, Shalltear melanjutkan.
"...Dia kelihatannya selangkah lebih maju, yang mana
membuatku jengkel. Siapa makhluk misterius yang ada di lantai 8? Apakah dia
adalah karakter yang diciptakan oleh Ainz-sama?"
Sebas diciptakan oleh Touch Me, Demiurge oleh Urbert Alain
Odle, dan Cocytus oleh Takemikazuchi. Tapi, bahkan Shalltear tak tahu siapa
yang diciptakan oleh Ainz… Momonga, yang Supreme One dari para Supreme Being.
Bukannya dia tak menciptakan siapapun.
Dan karakter yang berada di lantai 8, yang tak diketahui
sama sekali siapa di sana, adalah kesimpulan logis yang ia ambil.
"...Tidak, itu seharusnya tak mungkin. Aku hanya
mendengar sedikit tentang itu. tapi, karakter yang diciptakan oleh Ainz-sama
disebut Pandora Actor. Kemampuannya berada pada level yang sama denganku. Dan
aku dengar, dia adalah guardian di bagian terdalam dari Ruang Harta."
"Ada orang seperti itu?"
Tidak seperti Albedo, Shalltear tak diberi informasi tentang
semua karakter di dalam Nazarick. Itulah kenapa, ini adalah pertama kalinya,
dia mendengar nama itu.
Meskipun Ruang Harta hanya bisa diakses dengan ring of Ainz
Ooal Gown, sangat aneh jika tak ada guardian-nya.
‘Bagian terdalam dari ruangan harta.’
Item Magic dengan level tinggi disimpan di sana, mungkin
beberapa Item World Class juga. Jika itu masalahnya, maka Ainz yang memiliki
posisi tertinggi dari 41 Supreme Being, sangat pantas untuk membuat karakter
bagi tempat itu.
Shalltear merasa harga dirinya seperti tertusuk, karena tak
mampu menjaga tempat yang dikecualikan itu. tapi dia menenangkan diri, berpikir
jika itu tak bisa dicegah. Dia percaya, menghentikan penyusup untuk tidak
sampai masuk ke lantai 3 dulu, adalah tanggung jawab yang sangat besar.
Itu sama pentingnya dengan menjaga Ruang Harta.
Terlebih lagi, itu adalah tugas yang diberikan kepadanya
oleh penciptanya...
"Memang ada. Tapi, aku tak pernah bertemu dengannya
sebelum ini. Karena, tak mungkin bisa sampai sana tanpa menggunakan cincin itu."
"Oh..."
Shalltear menjawab lemah, kelihatannya tak kehilangan rasa
tertarik. Tapi, Sebas tak mempermasalahkannya.
"Pada akhirnya, lantai 8 masih misteri... sayang
sekali."
"Benar sekali, bahkan kita tak bisa pergi kesana. Pasti
ada sesuatu di sana."
"Apa yang kamu bicarakan?"
"Mungkin ada mekanisme, yang bahkan akan menyerang
kita?"
"Hmmm, kamu mungkin benar. Tapi tebakanku.... itu
adalah jebakan yang bisa membunuh setiap orang, tanpa pandang bulu?"
"Great Tomb of Nazarick dibuat dengan perhatian yang
sangat detil oleh para Supreme Being. Dengan setiap pelayan seperti kita yang mencurahkan
segalanya untuk melindunginya… tingkat jebakan seperti itu seharusnya tak bisa
menghentikan mereka, jika mereka bisa sampai ke lantai 7..."
"Ingin mengintip?"
Seorang anak kecil yang terpikirkan ide nakal… Shalltear
tersenyum seperti itu. Sebas juga tersenyum seperti biasa, tapi lebih dalam
daripada biasanya.
"Kamu ingin melawan keinginan Ainz-sama?"
"Bercanda, bercanda, hanya bercanda. Jangan membuat
wajah menakutkan seperti itu."
"Shalltear... rasa penasaran bisa membunuh kucing. Apa
yang harus kita lakukan adalah menunggu dengan tenang, sampai ketika Ainz-sama
mau menceritakan itu pada kita."
"Kamu benar sekali... kalau begitu, apakah mangsanya
memakan umpan?"
Topik yang tiba-tiba berubah, tak membuat Sebas berkata
apapun lagi. Dan dia memberikan jawaban langsung.
"Ya, umpan itu tersangkut dan masuk ke dalam. Yang
hanya perlu kita lakukan adalah menariknya saja."
Setelah sedikit mengangguk, Shalltear menjilat bibirnya
dengan senang. Matanya yang merah, berkilauan tidak wajar.
Sebas yang langsung mengerti, mengapa Shalltear menunukkan
emosi seperti itu. Memutuskan ini adalah kesempatan yang bagus untuk
menyampaikan permintaan Solution.
"Mengenai ini, ada sesuatu yang ingin aku minta pada
Shalltear."
"...Apa itu?"
Sambil membayangkan apa yang akan terjadi, dan
menenggelamkan diri dalam kegembiraan, Shalltear disela dan berkata dengan
suara yang tak senang. Sebas melanjutkan dalam sikap yang sopan.
"Pengemudi dari kereta ini, bisakah Anda memberikannya
ke gadis ini?"
"...Apakah dia orang yang tak penting?"
"Ya, dia hanya bidak catur."
Shalltear menutup matanya dan jatuh ke dalam renungan yang
dalam, ketika dia mendengar permintaan ini. Mempertimbangkan seluruh
kemungkinan, dia kelihatannya menemukan jawaban dan mengangguk.
"Kalau begitu tak apa-apa. Dia mungkin tak terasa enak,
meskipun aku hisap darahnya."
"Aku sangat berterima kasih, terima kasih atas kebaikan
Anda, Shalltear."
"Terima kasih, Shalltear-sama."
"Ah, itu bukan hal yang besar. Tak usah
disebutkan."
Shalltear tersenyum manis kepada Solution. Tak diduga, dia
bisa memiliki ekspresi yang hangat seperti itu. Setelah itu, Shalltear kembali
ke dirinya yang semula dan menatap Sebas.
"Aku salah ucap tadi. Jadi, kita impas."
Post a Comment for "Overlord Vol 3 Chapter 1 Part 3.2"
komentar dong