Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Overlord Vol 3 Chapter 1 Part 1.3


OL_V03C01P01

1. Herd of Predators - Gerombolan Pemangsa
Part 1.3

 

"Begitukah? Aku masih berpikir, lebih baik jika ada bodyguard yang mengikuti kalian. Jalan ke ibukota masih jauh. Tidak seperti Baharuth Empire, jalanan di Re-Estize Kingdom sangat tak aman. Aku bisa membantumu untuk mencarikan beberapa tentara bayaran yang bisa dipercaya."

Keamanan di jalan dikendalikan oleh bangsawan wilayah itu. dan mereka menarik pajak jalan kepada orang-orang yang lewat di jalan mereka.

Itu adalah salah satu hak dari bangsawan. Tapi, itu hanya jalan bagi mereka untuk mengumpulkan kekayaan. Banyak bagian dari jalan yang tak terawat dengan baik atau dijaga secara rutin. Maka, banyak celah dalam keamanannya.

Oleh karena itu, sangat umum bagi orang yang bepergian diserang oleh bandit, atau tentara bayaran yang beralih menjadi bandit.

Untuk menyelesaikan masalah ini, dengan kerja keras dari ‘Golden Princess’, prajurit di bawah kendali langsung dari Kingdom mulai berpatroli di jalan itu. Tapi, karena jumlah mereka yang kecil, mereka tak bisa membuat perbedaan yang mencolok.

Jumlah pasukan mereka yang berpatroli juga kecil. Karena, ikut campur tangan langsung dari bangsawan wilayah itu, yang ketakutan hak mereka akan dicabut.

Karena sudah menjadi seperti ini, negara juga tak memiliki kekuatan untuk merawat dan mengatur keamanan jalanan.

Pedagang yang ingin bepergian di jalanan, biasanya mempekerjakan sebuah tim adventurer atau tentara bayaran untuk melindungi mereka. Pedagang yang kuat seperti Bardo, seharusnya tahu kelompok tentara bayaran yang bisa dipercaya dan termasuk elit. Tapi, Sebas masih tak bisa menerima tawaran itu.

"Mungkin kamu memang benar lagi. Tapi, nona tak suka dikelilingi oleh banyak orang. Aku berharap bisa mengikuti permintaan nona sebaik-baiknya."

"Jadi, seperti itu?"

Bardo mengerutkan dahi dalam-dalam di wajahnya, dan menunjukkan ekspresi serba salah. Itu adalah wajah dari orang dewasa, yang tak berdaya menghadapi kemarahan dari anak-anak.

"Maafkan aku sedalam-dalamnya bagi kami, yang tak menerima maksud baikmu."

"Tolong jangan berkata begitu. Sejujurnya, aku hanya ingin berniat baik. Jika itu tak bisa, setidaknya, itu bisa meningkatkan hubungan baik kita."

Putri dari pedagang yang sangat kaya atau bangsawan dari Empire dan head maid-nya, itu adalah ‘setting palsu’ untuk Sebas, agar bisa menginap di penginapan ini. Sikap mereka dimaksudkan untuk menunjukkan kekayaan mereka yang besar, dan membiarkan yang lainnya tahu keberadaan mereka.

Memperoleh budi baik dari orang sekaya kelompok Sebas, seharusnya menjadi daya tarik bagi Bardo.

Sebas tersenyum dengan lembut, kepada ikan yang memakan umpannya.

"Tentu saja, aku akan memberi-tahukan hal ini kepada ayah nona, tuanku. Agar tahu keramahan dan kebaikan dari Bardo-san."

Bardo sesaat menunjukkan kilatan yang dalam di matanya. tapi, dia langsung memperbaiki dirinya. Biasanya, kebanyakan orang tak akan bisa mendeteksi perubahan secepat itu. Tapi, Sebas menangkapnya dengan jelas.

"Kalau begitu, mohon permisi. Nona sudah menunggu. Jadi, aku akan pergi sekarang."

Menunggu momen tepat saat Bardo ingin bicara, Sebas mendahuluinya....

Bardo tahu tujuannya sudah diketahui. Setelah mengintip ekspresi Sebas, dia menghela nafas.

"…Wheew, jika memang seperti itu, maka mau bagaimana lagi, Sebas-san. Lain kali jika kamu di kota ini, silahkan kunjungi diriku. Aku akan menyambutmu dengan hangat."

"Tentu saja, lain kali kita bertemu, kami akan merepotkanmu."

Melihat Bardo yang mundur, Sebas bergumam.

"Kelihatannya, ada banyak macam orang di dunia luar ini."

Meskipun ucapan dan sifat Bardo bisa dirasakan, jika tak semuanya karena motif tertentu. Bardo memang memiliki kekhawatiran asli kepada gadis muda dan head maid-nya.

Karena orang seperti itu, yang berharap untuk menolong mereka yang membutuhkan. Sehingga, Sebas tak bisa membenci manusia sepenuhnya.

Sebas yang gembira, menunjukkan senyum yang lega.

***

 

Setelah mengetuk beberapa kali dan mohon izin, Sebas sedikit membungkuk, sebelum masuk ke kamar.

"Mohon maafkan sikapku yang kurang ajar tadi, Sebas-sama."

Sebas menutup pintu dan disambut oleh gadis yang membungkuk dalam-dalam.

Jika pelanggan di dalam restoran melihat pemandangan ini, mereka akan sangat kaget dan akan terjatuh. Karena, gadis yang membungkuk itu, tidak lain adalah gadis yang memiliki temperamen keras, yang tadi marah-marah.

Ekspresinya sangat tenang, seakan teriakannya tadi hanyalah sebuah akting. Dan sikapnya sekarang ini, sangat tepat untuk menyambut seseorang dengan posisi yang lebih tinggi dari dirinya.

Penampilan dan bajunya tak berubah. Tapi, dia terlihat seperti orang yang benar-benar berbeda.

Perbedaan menarik lainnya adalah salah satu matanya tertutup… mata kirinya. Dia tak melakukan ini, ketika dia berada di restoran.

"Tolong, tidak usah meminta maaf. Kamu hanya menjalankan tugasmu."

Sebas melihat sekeliling kamar, yang memiliki perabot mewah. Tentu saja, jika seseorang membandingkan kamar ini dengan lantai 9 Nazarick, Royal Suite… kamar ini tak memiliki daya tarik sama sekali.

Tentu saja, itu tak mengagetka,n karena dia mengambil obyek yang salah, sebagai pembanding.

Dia menaruh tatapan matanya ke sudut kamar, dan menemukan barang bawaannya sudah dirapikan dan dipersiapkan. Mereka bisa langsung pergi, jika ingin.

Karena barang-barang itu tak dirapikan dan dipersiapkan oleh Sebas. Gadis itu pasti yang melakukan semua itu sendiri, setelah dia pergi tadi.

"Kamu seharusnya membiarkan aku yang merapikannya."

"Apa yang Anda katakan Sebas-sama. Aku tak bisa terus-terusan merepotkan Sebas-sama, dengan tugas remeh ini."

Gadis itu mengencangkan tubuhnya, dan menggelengkan kepala. Dia adalah salah satu Battle Maid, Solution Epsilon.

"Begitukah? Tapi sekarang ini, aku adalah head maid-mu."

Wajah Sebas yang memiliki kerutan yang rapi, menunjukkan ekspresi seperti anak kecil yang nakal.

Solution melihat ekspresi gembira dari Sebas. Dan dia merubah wajahnya yang tenang untuk pertama kalinya, menjadi senyum malu-malu.

"Memang benar, Sebas-sama adalah head maid-ku. Tapi, aku juga di bawah Sebas-sama, sebagai bawahan Anda."

"...Aku kira, kamu memang benar. Kalau begitu, biar aku beri perintah kepadamu, sebagai atasan. Kamu sudah melakukannya dengan baik sejauh ini. jadi, serahkan sisanya kepadaku. Tolong istirahatlah, sampai waktu kita untuk pergi."

"…Baik, terima kasih."

"Kalau begitu, aku akan pergi menemui Shalltear-sama, yang seharusnya sedang menunggu tak sabar di kereta, dan memberi-tahukan padanya, waktu keberangkatan."

Sebas dengan mudah mengangkat barang bawaan yang paling besar dengan satu tangan. Dan dia bertanya kepada Solution, seakan dia baru saja terpikirkan itu.

"Ngomong-ngomong, apakah semuanya berjalan menurut perkiraan kita?"

"Ya, semuanya berjalan seperti yang kita kira."

Solution mengangkat tangannya, dan menekan matanya.

"Aku rasa, kita beruntung. Jadi, apa yang barusan terjadi?"

"Ya… dia sekarang sedang bertemu dengan orang-orang yang terlihat mencurigakan. Apakah Anda ingin mendengarkan apa yang mereka bicarakan?"

"Tidak perlu, aku akan memindahkan barang bawaan ini ke kereta. Aku akan mendengar kesimpulannya nanti."

"Aku mengerti."

Solution tiba-tiba merubah ekspresinya.

Sudut matanya menurun, dan tepian bibirnya melingkar. Meskipun ekspresinya mirip dengan senyuman, tapi senyuman itu lebih lebar dari yang bisa dilakukan oleh manusia.

Itu seperti membuat wajah senyum dari tanah liat, dan memelintirnya dalam waktu bersamaan.

"…Sebas-sama, izinkan aku untuk merubah topik."

"Apa itu, Solution?"

"...Ketika semuanya sudah selesai, bolehkah aku mengurus pria itu?"

Sebas menggunakan tangannya yang tak membawa apapun untuk mengusap janggutnya, dan memikirkan itu sejenak.

"…Tentang itu, selama kamu mendapatkan izin dari Shalltear-sama, kamu boleh melakukan sesukamu."

Alis Solution sedikit mengerut. Sebuah wajah yang kecewa, bisa terlihat jelas. Sebas melihat itu, dan mencoba menenangkannya.

"Seharusnya tak apa-apa. Seharusnya, tak masalah memberikan satu orang saja."

"Benarkah? itu bagus sekali! Tolong bantu aku menyampaikannya kepada Shalltear-sama. Jika bisa, aku ingin memiliki pria itu."

Solution menunjukkan senyum gembira. Ekspresi cerah dan gembira itu, seperti tanpa sedikit pun suasana kelam, yang bisa menarik hati siapa pun yang melihatnya.

Sebas merasa kasihan dan tertarik pada orang, yang membuat Solution menunjukkan ekspresi seperti itu. Dia bertanya kepadanya.

"Lalu, apa yang pria itu katakan?"

"Aku rasa, dia berkata, tak sabar lagi untuk menikmatiku. Ini adalah kesempatan langka. Jadi, aku juga berencana untuk menikmatinya dengan baik."

Solution menunjukkan senyum yang bahkan lebih lebar.

Senyum itu seperti anak kecil yang tak bersalah. Seperti, anak-anak yang menanti acara besar selanjutnya.


Post a Comment for "Overlord Vol 3 Chapter 1 Part 1.3"