Overlord Vol 3 Chapter 1 Part 1.1
OL_V03C01P01
1. Herd of Predators - Gerombolan Pemangsa
Part 1.1
"Makanan macam apa ini!"
Sebuah teriakan histeris dan bernada tinggi, diikuti dengan
suara benturan alat makan dan goyangan dari piring, yang berdering ke seluruh
ruangan.
Beberapa orang di restoran itu menatap gadis yang sedang
marah itu.
Penampilan gadis itu sangat cantik, hingga titik di mana
kata 'cantik' tak cukup untuk mendeskripsikan dia. Kecantikannya bahkan cukup
untuk menyamai gadis tercantik di Kingdom, yang juga dikenal dengan nama ‘Golden
Princess’. Bahkan, kemarahannya hanya menambah daya tariknya.
Tidak hanya itu, meskipun dia sangat berisik, setiap
gerakannya dipenuhi dengan keanggunan dan kemewahan.
Pastinya, dia adalah putri dari seorang bangsawan. Tidak
hanya itu, tapi kelihatannya dia dilahirkan dengan derajat tinggi oleh
bangsawan kaya raya. Dia tak sabar mengangkat rambutnya yang panjang dan penuh
hiasan itu. Dan dia memandang kecewa terhadap hidangan di depannya.
Seluruh meja itu hampir penuh dengan piring-piring makanan.
Di dalam keranjang, ada roti putih yang sangat lembut dan
mengeluarkan asap, seperti baru keluar dari oven.
Di piringnya, ada sepotong daging yang dipanggang setengah
matang dan lembut serta berair, membuat yang melihatnya berlinang air liur.
Daging itu dilengkapi dengan beroleskan mentega manis, yang
dipanggang dan harum baunya. Kentang yang dipotong-potong renyah dan sangat
lezat, sebagai hidangan sampingan. Kombinasi itu sangat mengundang nafsu makan.
Ada juga salad enak yang dibuat dengan tenderloin yang
diasinkan dan dipanggang, yang diletakkan di atas sayuran yang segar dan
seperti baru dipetik dari kebun. Aroma yang menggiurkan dari jeruk, juga bisa
tercium dari salad itu.
Ini adalah hidangan yang terbaik dan paling mewah, yang
dibuat oleh restoran di dalam penginapan yang paling mewah di kota berdinding
E-Rantel, ‘Shining Golden Pavilion’...
Bahan makanan mereka dijamin oleh bahan tersegar, meskipun
menggunakan mantra [Preservation]. Biasanya, seluruh koki mereka adalah koki
elit kelas satu.
Ini adalah hidangan yang hanya bisa dinikmati oleh bangsawan
dan orang kaya. Tapi, gadis itu jelas-jelas tidak tertarik oleh hidangan yang
mewah dan penuh seni ini.
"Ini rasanya tak enak sama sekali!"
Tak hanya terkejut karena mendengar protes gadis itu, semua orang
pun bertanya-tanya, makanan surga macam apa yang biasa disantap oleh gadis ini.
Gerutuan tak sopan yang diucapkannya sendiri, menyebabkan
semua orang menunjukkan ekspresi diam, tak bisa berkata apapun.
Sementara itu, head maid tua yang ada di belakangnya,
memiliki sikap dan ekspresi yang tidak berubah. Bahkan, setelah dia berbalik
dan memandangnya dengan kasar, pak tua itu masih tegap. Seakan, dia hanya
memiliki satu ekspresi saja.
"Aku tak ingin melanjutkan untuk tinggal di kota yang
buruk ini, bersiaplah untuk segera pergi!"
"Tapi nona, ini sudah senja…"
"Diam! Lakukan saja apa yang aku katakan, apakah sudah
jelas!"
Menghadapi sikapnya yang seperti anak-anak, head maid itu
akhirnya mengubah sikapnya, dan menundukkan kepala.
"Aku mengerti, nona. Aku akan segera membuat persiapan,
untuk bisa langsung pergi."
"Humph! Jika kamu sudah mengerti, maka cepatlah untuk
bersiap, Sebas!"
Gadis itu melemparkan garpunya ke samping, hingga berbunyi.
Tak punya apa-apa lagi untuk melampiaskan amarahnya, dia berdiri kecewa, dan
menghentakkan kaki keluar dari restoran.
Setelah keributan itu, suara yang berwibawa, memecah
ketegangan di dalam restoran itu.
"Aku meminta maaf yang sangat dalam kepada semuanya,
karena sudah membuat keributan."
Head maid itu mengambil kursi yang hampir roboh, ketika
gadis itu berdiri, dan mengembalikannya ke tempat semula. Setelah meminta maaf,
dia dengan sopan membungkukkan kepala kepada para pelanggan yang ada di dalam
restoran.
Para tamu itu dengan ramah menerima permintaa maaf head maid
tua itu, dan banyak yang simpatik melihatnya.
"…Manajer."
"Ya."
Seorang pria yang sedang menunggu di dekat counter,
pelan-pelan bergerak ke sisi head maid itu.
"Aku benar-benar minta maaf atas kerusuhan ini. Dan
jika kompensasi ini tak cukup, biarkan aku menutup seluruh tagihan dari yang
hadir di sini."
Banyak pelanggan yang tak tahan untuk menunjukkan ekspresi
gembira, setelah mendengar tawaran ini. karena, makan di restoran dari
penginapan yang paling mewah di kota ini, benar-benar tidak murah.
Jika head maid itu mau membayar makan mereka. seharusnya,
itu sudah lebih dari cukup untuk memaafkan keributan yang dilakukan oleh sikap
nona-nya.
Di sisi lain, manajer ‘Shining Golden Pavilion’ membuat
wajah yang tegas dan tenang, serta dengan ramah membungkuk dan menjawab saran
dari head maid itu. Ekspresinya yang tak tergoyahkan, menunjukkan jika ini bukanlah
yang pertama kali terjadi.
Sebas mengarahkan matanya ke arah sudut restoran. Dia
menetapkan pandangannya ke arah pria yang kelihatannya miskin dan sengsara,
yang sedang mengunyah makanannya. Melihat tatapan dari head maid itu, pria itu
cepat-cepat berdiri dan berjalan menuju Sebas.
Dibandingkan dengan tamu yang lain, pria ini benar-benar
mencolok, karena kurangnya 'kesopanan' dan 'kelas'. Yang mana membuatnya tak
mungkin bisa berbaur dengan sekitarnya, tanpa memberikan rasa ‘tidak layak’
berada di sana.
Meskipun bajunya sebaik pelanggan yang ada di sini, bajunya
memberikan kesan membosankan. Dan dia lebih cocok terlihat seperti badut yang
sedang memakai pakaian yang elegan.
Dia terlihat agak lucu.
"Tuan Sebas."
"Ada apa, Zach-san?"
Tamu lain mengerutkan dahi, ketika mendengar nada yang
menjilat dari orang yang bernama Zach. Mendengar sapaan yang seperti menjilat
itu keluar dari mulutnya, mereka tak akan terkejut, jika selanjutnya dia
menggosok-gosokkan kedua tangannya.
Tapi, ekspresi Sebas tak berubah sedikitpun.
"Sebagai orang yang dipekerjakan, aku tahu, aku berada
di posisi yang tak layak untuk membuat saran di sini. Tapi, bisakah kita
mempertimbangkan untuk tidak langsung pergi?"
"Apakah maksudmu, kamu mengalami masalah, dalam mengendalikan
kereta di malam hari?"
"...Itu adalah sebagian alasannya. Dan... aku memiliki
sedikit urusan di kota ini... aku butuh sedikit waktu."
Zach terus-terusan menggaruk kepalanya. Meskipun rambutnya
terlihat cukup bersih, cara dia yang terus-terusan menggaruk kepala, seakan
ketombe di rambutnya akan segera beterbangan.
Melihat ini, beberapa tamu mengerutkan dahi lebih dalam. Tapi
pada akhirnya, tak jelas apakah Zach mengetahui hal ini atau tidak, karena dia
menggaruk kepalanya semakin keras.
"Nona mungkin tak akan menerima saran ini. Tidak,
menurut sifat kerasnya, dia tak akan mengubah keputusannya."
Post a Comment for "Overlord Vol 3 Chapter 1 Part 1.1"
komentar dong